Universitas Gunadarma |
Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah mengkaji keterampilan-keterampilan soft yang diperlukan mahasiswa untuk mendukung kompetensi professional. Keterampilan lunak (soft skills) merupakan bagian dari kompetensi kepribadian yang sudah ditetapkan undang –undang menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Soft skills merupakan kompetensi yang abstrak sehingga hanya dapat diukur melalui pengamatan. Ada berbagai macam soft skill yang dapat diidentifikasi sesuai dengan tuntutan bidang keahlian/pekerjaan. Keterampilan soft yang berhubungan dengan karakteristik kepribadian antara lain: dapat menghormati orang lain, memiliki motivasi yang tinggi, disiplin, percaya diri, pengendalian diri, rasa tanggung jawab, mampu memutus stes, mengambil keputusan yang efektif, melatih inisiatif, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan budaya yang berlainan. Mahasiswa yang ingin sukses, selain dituntut memiliki kemampuan untuk mengikuti perubahan teknologi dan ndustry mereka juga harus memiliki motivasi kerja tinggi, pantang menyerah dalam mengahadapi kesulitan.
Latar Belakang
sebagai mahasiswa yang baik ,kita dituntut untuk mengembangkan softskill. tidak hanya untuk nilai tugas atau apapun itu yang berkaitan dengan mata kuliah. tetapi sangat jauh di dalam pemikiran kita softkill itu sangat penting untuk mengasah kemampuan kita didalam dunia kerja sofkill sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Permasalahan
Pemuda dan Sosialisasi
Pembahasan
Secara kelasik masa muda merupakan masa yang paling menyenangkan. Pencarian jati diri dengan melakukan berbagai hal sesuai kehendak hati, kesenangan, sex bebas, narkotika, kenakalan dan lain-lain merupakan refleksi kelebihan energi yang bermuatan negative. Selama ini pemuda merupakan obyek dan bukan subjek bagi pembangunan. Sehingga hanya sebagai penonton dan penikmat hasil dari pembangunan. Hal ini terjadi karena ketidak percayaan generasi tua terhadap generasi muda. Takut akan terjadi kegagalan dan sikap mengecilkan bukan suatu sikap yang membangun generasi muda menuju ke arah yang lebih baik karena hal itu dapat mengganggu perkembangan mental pemuda. Tidak adanya kesempatan untuk melakukan pembangunan menumbuhkan suatu perasaan yang membosankan dari diri pemuda. Kegiatan mengasingkan diri dan membentuk kelompok-kelompok preman serta melakukan kegiatan yang meresahkan bagi masarakat umum merupakan suatu cara mereka dalam menyalurkan energy. Dengan demikian tidak dapat di salahkan jika generasi muda yang berikutnya akan demikian. Sikap imitasi/meniru prilaku dari orang lain merupakan proses belajar. Maka lingkungan juga memiliki peran yang cukup besar dalam pertumbuhan setiap insan. Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah dan lain-lain memiliki porsi yang berbeda dalam membentuk kepribadian anak.
Kesimpulan
Perlu adanya sosialisasi antara pemuda dari hal-hal yang bermuatan negative dan memberi informasi tentang dampak yang akan terjadi nantinya di berbagai tempat. Seperti pada kasus di atas Sosialisasi anti narkoba perlu di adakan pada tiap-tiap daerah terutama sekolah-sekolah agar sosialisasi tentang informasi dampak dari bahaya narkoba terdistribusi ke berbagai pelosok daerah. Sehingga kasus akibat narkoba tersebut setidaknya dapat berkurang tiap tahunnya. Tentunya kegiatan tersebut juga harus di pantau oleh orang-orang yang terkait atau terdekat misalnya saja seperti guru dan orang tua.